domainesia

DomaiNesia

Masih banyak anggapan bahwa investasi itu butuh modal yang gak sedikit. Ini nih yang bikin banyak orang gak pede terjun di investasi.

Emangnya bisa berinvestasi jika pendapatan per bulannya masih minimalis? Bisa kok, kenapa gak! Simak 3 tips yang bisa dipertimbangkan untuk berinvestasi dengan pendapatan mini.

Semua orang pasti ingin memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang terus meningkat dan membaik secara keuangan.

[Baca: Pilih Mana Nih Menabung Saham atau Investasi Reksa Dana Simak Untung Ruginya Yuk]

Peningkatan kesejahteraan sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya meningkatkan pendapatan.

Banyak orang beranggapan investasi itu dilakukan jika nanti sudah memiliki uang atau investasi hanya dominasi orang-orang kaya. Padahal investasi itu adalah kendaraan kita untuk mencapai kesejahteraan dan mewujudkan tujuan-tujuan keuangan. Kamu tahu gak kalau investasi dapat dimulai dari Rp 100 ribu?

Yup betul, investasi bisa di mulai dari Rp 100 ribu loh. Nah, jika saat ini pendapatan kita masih belum besar, kita bisa loh mulai berinvestasi pada produk-produk pasar modal, khususnya reksa dana.

 

berinvestasi dengan pendapatan minimalis
Selembar ‘Si Merah’ ini ternyata gak cuma bisa beli cilok loh, investasi juga bisa, ciyus deh!

Ada banyak reksa dana yang dapat dibeli dengan modal awal Rp 100 ribu. Selain untuk menambah penghasilan, investasi sejak dini bertujuan untuk melatih mindset kita agar menjadi pola pikir orang kaya, gak bergantung pada pendapatan aktif.

Saatnya mengubah pendapatan aktif menjadi pendapatan hasil investasi dan pendapatan pasif. Gini nih caranya.  

 

1. Memprioritaskan minimal 20% pendapatan untuk diinvestasikan

Hal pertama dan yang paling penting dilakukan adalah memprioritaskan minimal 20% penghasilan untuk diinvestasikan.

Contoh, Angga, seorang karyawan swasta dengan penghasilan sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Idealnya Anggai berinvestasi sebesar 20% x Rp 5.000.000 = Rp 1.000.000 per bulan.

Banyak orang yang masih merasa berat dengan investasi sebesar 20% dari penghasilan. Itu karena mindset: bahwa investasi sebagai beban pengeluaran dan hasilnya gak dapat langsung dinikmati.

Lain cerita dengan seseorang yang membeli handphone terbaru hingga rela berutang. Orang tersebut dapat langsung merasakan manfaatnya. Pegang hape baru.

 

berinvestasi dengan pendapatan minimalis
Siapa yang tahan kalau SPG hapenya manis-manis, langsung beli deh hehehe

 

Gak salah sih dengan pemikiran bahwa investasi adalah pengeluaran yang harus kita lakukan saat ini. Tapi, coba pikir lagi deh, nilai uang kita gak akan menyusut. Justru nilai uang kita memiliki potensi untuk bertumbuh.

[Baca: Reksa Dana Memang Bawa Untung Tapi Apakah Reksa Dana Kena Pajak]  

Contoh, kira-kira berapa uang yang didapat jika kita mengurangi biaya minum kopi bulanan dan uangnya kita alihkan ke investasi?

Gimana kalau beli handphone? Sudah pasti nilainya cenderung akan menurun. Misal kita membeli handphone seharga Rp 8 juta saat ini. Apa yang terjadi jika tahun depan keluar handphone seri terbaru dan lebih canggih? Tentu saja handphone kita saat ini nilainya akan turun kan?

 

2. Memilih produk investasi sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko

Cara kedua adalah mulai memilih produk investasi sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita.

Mulailah dengan menghitung kebutuhan dana untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan kita. Semisal untuk kebutuhan menikah, dana pendidikan anak atau dana hari tua. Setelah itu baru kita melanjutkan mencari produk yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko kita.

 

3. Investasi dengan sistem autodebet

Terakhir adalah investasi dengan cara yang otomatis, yaitu sistem autodebet. Untuk teman-teman yang susah disiplin, saat ini kita dapat berinvestasi secara otomatis dengan sistem autodebet.

 

berinvestasi dengan pendapatan minimalis
Buat yang niat tapi kurang disiplin pake fasilitas autodebet dong masbro!

 

Kita cukup mengatur berapa jumlah yang didebet setiap bulannya dan kapan waktu pendebetan. Sisanya akan dikerjakan oleh sistem. Sistem autodebet ini sebenarnya adalah implementasi dari strategi investasi DCA – Dollar Cost Averaging.

[Baca: Investasi Reksa Dana Bisa Diwariskan Jadi Makin Cocok Buat Masa Depan]

 

Kalau Bisa Sekarang, Kenapa Menunda Terus?

Gak ada lagi dong alasan gak bisa menabung atau berinvestasi. Seberapapun gaji atau penghasilan, selama ada niat dan kemauan semuanya pasti bisa. Kita juga pasti bisa melakukannya, karena investasi kini sudah semakin mudah.

 

Artikel Ini dipersembahkan oleh Mitra Perencana Keuangan Kami Finansialku.com

 

logo finansialku

 

 

Image Credit:

  • https://ridertua.files.wordpress.com/2014/12/rp-100-ribu.jpg
  • http://www.indogamers.com/system/upload/media/pictures/5434a6acaa1741412736684foto-smartphone-terbaru-_-mito-luncurkan-2-produk-tercanggih.jpg
  • http://tango.image-static.hipwee.com/wp-content/uploads/2016/03/ilustrasi-rekening-bni-untuk-autodebet-bpjs-kesehatan-750×563.jpg

Post a Comment

Previous Post Next Post